Alamat Majelis :
Jalan Syekh A Somad Lorong Kemartan 22 ilir Palembang
Belakang Universitas Bina Husada

Minggu, 16 Juni 2013

Akidah Kaum ‘Alawiyyîn

Perbaiki dan luruskanlah akidahmu dengan berpegang pada manhaj al-Firqoh an-Nâjiyah yang dalam Islam dikenal dengan nama Ahlus Sunnah wal Jamâ’ah.  Ahlus Sunnah wal Jamâ’ah adalah kelompok orang yang berpegang teguh pada ajaran Rasûlullâh saw dan para sahabatnya.
Jika kamu teliti al-Kitâb dan as-Sunnah---yang berisi ilmu-ilmu keimanan---dengan pemahaman yang benar dan hati yang selamat (salîm) serta kamu pelajari perjalanan hidup para salaf yang saleh dari kalangan sahabat dan tâbi’în, maka kamu akan mengetahui secara yakin bahwa kebenaran ada pada golongan al-Asy’ariyyah yang dinisbatkan kepada Syeikh Abil Hasan al-Asy’arî rohimahullôh.  Beliau telah menyusun akidah ahlil haq beserta dalil-dalilnya.  Itulah akidah yang diakui oleh para sahabat dan tâbi’în.  Itulah akidah ahlil haq di setiap zaman dan tempat.  Itulah akidah seluruh kaum sufi, sebagaimana disebutkan oleh Abul Qôsim al-Qusyairî pada bagian awal bukunya, ar-Risâlah.  Dan alhamdulillâh, itulah akidah kami dan saudara-saudara kami para sâdah al-Huseinî yang dikenal dengan Âl Abî ‘Alawî.  Itulah juga akidah para salaf, mulai dari zaman Rasûlullâh saw hingga saat ini.
Imâm al-Muhâjir ilallâh, Sayyidî Ahmad bin ‘Îsâ bin Muhammad bin ‘Alî bin al-Imâm Ja’far ash-Shôdiq rodhiyallâhu ‘anhum, kakek para sâdah Huseinî tersebut, ketika melihat munculnya berbagai bid’ah, banyaknya hawa nafsu dan pertentangan pendapat di Irak, maka beliau hijrah meninggalkan Irak.  Beliau nafa’Allâhu ta’âlâ bih selalu berpindah-pindah dari satu daerah ke daerah lain sampai akhirnya tiba di Hadhramaut dan menetap di sana hingga akhir hayatnya.  Allâh kemudian memberkati keturunannya, sehingga sangat banyak dari mereka yang dikenal karena ilmu, ibadah, kewalian (wilâyah) dan ma’rifatnya.  Berkat niat al-Imâm al-Mu`taman ini dan hijrah beliau dari tempat-tempat fitnah, maka tidak terjadi pada mereka (anak cucunya) apa yang terjadi pada sejumlah ahlil bait nabi yang mengikuti berbagai bid’ah dan hawa nafsu yang menyesatkan.
 Semoga Allâh membalas kebaikan beliau kepada kami dengan sebaik-baik balasan yang dapat diberikan kepada seorang ayah atas jasanya kepada putra-putranya, dan semoga Allâh meninggikan derajatnya di surga bersama orang-orang tuanya yang mulia, dan mempertemukan kita dengan mereka dalam keadaan selamat, tidak berubah (akidah) dan tidak terfitnah.  Sesungguhnya Allâh Maha Pengasih dari semua yang berjiwa kasih.

dikutip dari:
Habîb ‘Abdullâh bin ‘Alwî al-Haddâd, Risâlatul Mu’âwanah wal Muzhôharah wal muâzaroh, Dârul Hâwî, cet. ke-2, 1994/1414 H, hal 67-68.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Admin
Silahkan Pilih
Login